Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Kisah Para Rasul 1:6-11 Kesetiaan Allah Bagi Umat Manusia

Renungan Kisah Para Rasul 1:6-11 Kesetiaan Allah Bagi Umat Manusia


Ayat Alkitab Kisah Para Rasul 1:6-11

Judul Renungan; Kesetiaan Allah Bagi Umat Manusia

Kisah Para Rasul 1:6-11 (TB) Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: ”Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” Jawab-Nya: ”Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: ”Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”

Saya mengharapkan pemulihan, Anda saya sangat yakin menginginkan pemulihan karena dunia di mama Anda dan saya saat ini berada sedang sakit parah. Kita semua menginginkan kesembuhan, karena pada dasarnya kita sedang mati dalam segala sakit penyakit, perbudakan dosa yang begitu nyata di dalam diri setiap kita. entah Anda menyadari kebenaran ini atau tidak, namun inilah fakta Alkitab, yang Alkitab beritakan kepada kita, bahkan dunia dengan jelas menunjukkan semua itu kepada kita.

Ketika Anda membaca Alkitab, kisah yang sedang Anda dan saya renungkan, yang Lukas tuliskan untuk kita renungkan. Merupakan titik pengutusan para murid untuk menyampaikan pemulihan yang sejati, kesembuhan yang benar-benar umat manusia butuhkan. Di mana manusia sendiri tidak menyadari kebutuhan tersebut, kebutuhan akan kehidupan, kebutuhan akan penyelamat, kebutuhan untuk dibebaskan dari dosa, untuk dilepaskan dari rasa cinta terhadap dosa yang menjadikan manusia takut, frustasi, tidak berdaya, tidak ada tujuan, dan mati dalam segala kesalahan di dalam murka kekal Allah yang mereka musuhi.

Alkitab kita pada dasarnya berpusat pada karya keselamatan yang dikerjakan melalui Yesus Kristus, Dia yang telah hidup secara sempurna sebagai manusia. Dia yang telah hidup sebagai Allah yang kudus dan suci, pada saat yang sama Dialah manusia sejati yang memiliki darah dan daging, di mana Ia bergaul dengan orang-orang pada masa-Nya. Untuk memberitakan kepada mereka, bahwa Dialah yang Alkitab beritakan. Mulai dari kitab Musa sampai kitab para nabi (Lukas 24:27), semua itu tertulis tentang Kristus yang dinantikan. Penyelamat dunia yang sudah pasti akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di muka bumi ini.

Karya inilah yang akan hadir ke seluruh dunia, undangan dan panggilan bagi Anda masih berdengung dengan kuat. Aliran panggilan-Nya masih terdengar sampai hari ini, untuk membawa anak manusia masuk ke dalam panggilan dan pengutusan. Bahwa sebenarnya inilah tujuan hidup Anda, ketika Anda masih hidup secara jasmani, memiliki tubuh yang terlihat tubuh materi yang pada akhirnya akan mati. Semua itu dengan satu tujuan dari pencipta kita, bahwa kita dipanggil untuk memberitakan Injil dengan kuasa Roh Kudus. Bukan hanya Kristus yang akan memulihkan kerajaan yang telah hancur, kitalah duta-duta Allah bersama Roh Kudus memberitakan Kristus yang telah disalibkan dan telah bangkit.

Kuasa Allah kesetiaan Allah

Kuasa Allah, dapat Anda dan saya renungkan melalui karya yang indah yaitu alam semesta. Sampai akhirnya manusia jatuh ke dalam dosa, pada saat inilah Anda dan saya akan melihat Allah yang setia. Dia tidak menghancurkan dunia yang Ia ciptakan. Ia tidak secara langsung membinasakan manusia. Dia adalah Allah yang berkuasa untuk memulihkan manusia yang telah menjadi Tuhan, untuk kembali melihat bahwa manusia adalah manusia dan Allah adalah Tuhan yang layak disembah. 

Kesetiaan Allah dikerjakan bukan didasarkan pada kebaikan manusia, melainkan terletak pada kesetiaan Allah sendiri yang telah menciptakan manusia untuk diri-Nya. Dan janji-Nya untuk menyelamatkan manusia, melalui karya yang Ia kerjakan, karya inilah yang digenapi di dalam Kristus. Yesus yang disalibkan, ditimpakan kepada-Nya dosa-dosa kita, Dia yang benar menjadi tidak benar, Dia yang kudus dan suci menjadi tidak kudus dan suci, Ia menjadi sangat berdosa. 

Yesus terhitung sebagai seorang penjahat, agar penjahat seperti kita, hati kita yang jahat dibebaskan dari kejahatan dan hukuman kejahatan. Kita dibebaskan dari murka Allah yang kekal, agar kita diselamatkan untuk hidup bagi Allah dan tidak lagi hidup bagi dosa. Kita dipulihkan dari kehidupan lama yang mati dalam dosa, kini hidup dalam Kristus yang telah dibangkitkan dari kematian. Yesuslah pusat dari cerita Injil yang sekarang ini, menjadi pengharapan, menjadi kekuatan dan menjadi tujuan hidup yang baru.

Membawa pemulihan wujud dari kesetiaan Allah

Ketika kita menyadari kita telah diselamatkan dari dosa, dibebaskan dari murka Allah. Kita bertobat dari dosa dan hidup bagi Allah. Kita disadarkan akan keberdosaan diri kita sendiri untuk hidup bagi Allah dan kemuliaan-Nya. Hidup bagi kasih-Nya, hidup bagi kemuliaan-Nya, hidup untuk membawa Injil sebagai kebutuhan terdalam jiwa manusia. Kita membawa manusia pada pemulihan untuk memberitakan kesetiaan Allah sehingga Allah dikenal melalui Injil Yesus Kristus. 

Ketika para murid bertanya, kapankah Yesus memulihkan kerajaan Israel, mereka berharap pada Yesus yang telah sengat jelas mati ditangan prajurit romawi. Kini di hadapan mereka Dia masih hidup dan baik-baik saja, tentu saja ini adalah kemenangan yang nyata dari Yesus, bahwa kematian tidak berkuasa atas-Nya. Dan ketika melihat Yesus yang demikian berkuasa, maka apa yang mereka harapkan untuk Yesus lakukan. Yaitu membebaskan kerajaan Israel dari penjajahan bangsa Romawi.

Namun bukan itu visi dari Kristus, Dia memiliki visi yang jauh melampaui yang dapat para murid pada waktu itu dapat pikirkan. Yang dapat Anda dan saya hari ini pikirkan. Inilah visi Yesus itu, bahwa mereka akan menjadi saksi Yesus, bahwa Anda dan saya sebagai seorang murid Yesus menerima kuasa untuk menjadi saksi Kristus, untuk menunjukkan dengan jelas siapa Yesus melalui kehidupan yang bukan lagi hamba dosa melainkan hamba kebenaran dan melakukan kejujuran untuk kepentingan bersama, kita melayani orang lain karena kita telah dilayani secara sempurna oleh kasih karunia Kristus.

Kuasa Roh Kudus yang dinantikan para murid, merupakan kuasa yang memberikan keberanian, Dialah Allah yang menyertai manusia. Allah Imanuel, Allah yang benar-benar bersama-sama melangkah untuk membawa manusia masuk ke dalam dunia yang jahat. Dan memberitakan Injil kepada dunia ini, kepada orang-orang yang mencari Tuhan, pencarian mereka tidak sia-sia karena Yesus Kristus telah disalibkan. 

Allah lebih dulu mencari mereka sebelum mereka mencari Allah, Allah Roh Kudus bekerja di dalam hati mereka yang menerima Injil. Allah Roh Kudus bukan hanya memberikan kepada kita keberanian. Dialah yang memperjelas Injil di dalam hati setiap manusia, Injil yang kita beritakan kepada mereka yang dilayani.

Kita dipanggil sebagai saksi Kristus, untuk memberitakan Injil yang adalah wujud nyata dari karakter Allah yang setia da berkuasa. Untuk membawa pemulihan gambar Allah, dari yang mati dalam dosa, menjadi hidup dalam kebenaran Allah di dalam Kristus yang dipercaya. Ketika seseorang percaya Yesus, ia melihat dengan jelas semua dosanya, ia bertobat dari dosa dan meminta kasih karunia Kristus untuk diampuni. Roh Kudus yang hadir di dalam kehidupan yang telah bertobat inilah yang menggerakkan kita untuk melihat bahwa semua orang memerlukan Injil yang sama telah kita percaya dan nikmati.

Apa yang Anda tunggu?

Kita menantikan pemulihan untuk kehidupan yang lebih baik berdasarkan apa yang kita pikirkan. Kita semua orang-orang lemah yang pada akhirnya menyadari bahwa yang benar-benar Anda dan saya inginkan adalah Yesus. Dia yang telah disalibkan dan Dia yang telah bangkit dari kematian, karena pada dasarnya kita mati dalam dosa, namun kebangkitan Kristus membangkitkan kita untuk kehidupan yang benar-benar baru. Bahwa apa yang kita pikir baik untuk kita, bukanlah tujuan, bukanlah yang baik itu sendiri. 

Yesus telah naik ke sorga, para murid tercengang dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Sebab pemulihan seolah-olah tidak terjadi. Namun pesan Yesus, agar para murid tetaplah di Yerusalem untuk menerima kuasa dari Roh Kudus. Anda dan saya, menunggu Roh Kudus, Roh Kudus ada di dalam kita ada di dalam Yesus, semakin kita melekat pada Yesus, untuk bersekutu dengan Dia, untuk mengenal Dia. Maka Roh Kudus, semakin nyata bagi kehidupan kita, bahwa Dia ada bersama-sama dengan Anda dan saya.

Roh Kudus menyatakan Injil dengan jelas, menunjukkan kesetiaan Allah, kuasa Allah melalui Injil. Yesus yang disalibkan menjadi sember visi kita, bahwa tujuan dari setiap pekerjaan, perbuahan watak, kehidupan yang terus belajar di zaman modern ini, melayani, berkeluarga adalah Yesus itu sendiri. kita melayani Kristus, melalui kehidupan fisik kita, rohani kita diperkaya dari dalam oleh iman kepada Yesus, Pribadi Kristuslah harta berharga kita, Dialah kekayaan jiwa kita, bahkan kehidupan materi kita benar-benar nyata adanya dipengaruhi oleh kasih karunia Kristus saja.

Jadi sekarang, apa yang Anda tunggu? Ketika Anda dan saya percaya kepada Yesus hati kita seharusnya benar-benar tertuju pada Yesus. Hari semakin hari kita merindukan tuntunan Roh-Nya yang kudus, kita hidup untuk melakukan kehendak Yesus, bahwa melalui hidup kita yang baru, Injil Kristus dapat diberitakan.

Pemulihan sejati terutama terjadi atas para murid yang telah menerima Roh Kudus, Kristus tahu benar visi-Nya bukan mengubahkan kepemimpinan politik suatu negara. Melainkan fokus-Nya adalah seseorang, pribadi, iman mereka. Inilah yang menjadi tujuan Yesus, Dia juga datang untuk mengubahkan kita sehingga kita memiliki cara pandang yang baru tentang hidup. Kita tidak lagi berpusat pada diri sendiri, kita berpusat pada Kristus perubahan inilah yang Roh Kudus lakukan di dalam diri seorang percaya. Inilah artinya kita memiliki kuasa.

"Kitalah yang telah menikmati kasih karunia, yang memancarkan kuasa dan kesetiaan Allah."

Jadi sekarang apa yang harus kita lakukan secara praktis? Kita harus selalu menyadari bahwa kita adalah orang berdosa, lalu kita meminta kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus untuk kehidupan yang terus diubahkan. Hidup yang melayani, kita harus selalu melekat pada Yesus, dekat pada Yesus, mengalami kasih karunia Yesus dan melayani Yesus dengan kuasa Roh Kudus. Apa pun pekerjaan kita, apa pun panggilan kita, apa pun sumber daya yang kita kerjakan. Semua itu dari Kristus untuk Kristus, segala kemuliaan hanya bagi Yesus. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Kisah Para Rasul 1:6-11 Kesetiaan Allah Bagi Umat Manusia"