Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Galatia 3:13-14 Dengan Jalan Menjadi Kutuk Karena Kita

Galatia 3:13-14 Dengan Jalan Menjadi Kutuk Karena Kita

Galatia 3:13-14 (TB) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ”Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

Bagian ini mengantarkan kita pada alasan mengapa kita “disalibkan bersama Kristus dan hidup kita bukan kita lagi melainka Yesus yang ada di dalam kita, kita memiliki iman kepada Yesus.” (Gal.2:19-20) Semua hal yang terjadi atas kita bukan karena kebaikan kita, melainkan karena “Kristus telah menebus kita dari kutu hukum Taurat.” Penebusan yang Dia lakukan begitu sempurna dan mengantarkan kita pada berkat sejati, yaitu “berkat Abraham.”

Dengan Jalan Menjadi Kutuk Karena Kita

Manusia terkutuk, karena menaruh harapan mereka pada Hukum Taurat, bukan itu yang menyelamatkan. Bukan perbuatan kita yang menyelamatkan. Bukan karena kita taat pada apa yang dikatakan oleh hukum kita dapat mendapatkan perkenanan di hadapan Allah, karena pada akhirnya kita tetap gagal melakukan semua  yang baik. 

Karena semakin kita mengerjalan yang baik, semakin kita sadar kegagalan moral dan etika yang kita miliki sehingga kita sadar bahwa ada kutuk yang mengikat kita dan kita tidak dapat melepaskan diri dari kutuk itu. Maka dari itu, dengan Jalan yang Allah sendiri sediakan, melalui Putra Tunggal-Nya Yesus Kristus. 

Sang Kebenaran dan hidup, menjadi kutuk agar kita yang terkutuk ketika percya kepada Dia diselamatkan dari kutuk, karena kita di hadapan Allah mengakui kegagalan kita dan keberhasilan Yesus menjadi sumber pengharapan kita, sehingga kita hidup karena kutuk yang telah ditimpakan kepada Yesus. Dan inilah Injil yang kita percayai.

Jadi, kita dipanggil untuk terus percaya pada pekerjaan sempurna Yesus Kristus melalui kehidupan-Nya tanpa dosa, kematian-Nya di dalam dosa kita dan kebangkitan-Nya yang menjadikan Dia manusia baru. Dan semua itu menjadi bagian kita seolah-olah kitalah yang melakukan semua kebenaran dan kekudusan yang Yesus kerjakan. Bukankah ini kabar baik yang harus setiap hari Anda dan saya renungkan.

Terkutuk Karena Tergantung Pada Kayu Salib

Sekarang, kita dapat dengan jelas mengerti mengapa Yesus disalibkan, Roh Kudus yang ada di dalam kita terus memberitakan Injil yang berpusat pada salib. Karena ini adalah esensi dari iman kita, bahwa ketika Yesus digantung di atas salib. Dia menjadi kutuk menggantikan kita, kita yang seharusnya dikutuk dibebaskan dari kutuk karena kutuk kita ditimpakan kepada Yesus.

Bagian ini membawa kita untuk terus memuji dan memuliakan dan Allah dan hidup dengan penuh pengharapan di dunia ini. Apapun keadaan kita saat ini, kita adalah orang-orang gagal dalam hal mengaplikasikan kasih. Tetapi kita diselamatkan untuk terus berkomitmen dalam hal mengasihi Allah dan manusia. Agar hidup kita dapat memberitakan salib itu kepada bangsa-bangsa, inilah inti dari berkat Abraham yang selanjutkan akan kita renungkan.

Supaya Berkat Abraham Sampai Kepada Bangsa-bangsa

Manusia telah jatuh ke dalam dosa, semua perbuatan manusia cenderung menyakiti hati Allah dan manusia tidak mengenal Dia. Allah memilih Abraham orang berdosa penyembah berhala, agar ia keluar dari kehidupannya yang lama dan masuk ke dalam petualangan baru bersama dengan Allah yang menyatakan diri-Nya.

Abraham menerima berkat jasmani dan Rohani, yang terpenting “bahwa melalui Abraham bangsa-bangsa akan menerima berkat tersebut.” (Kej.12:3) Yaitu berkat Rohani, keselamatan yang pada akhirnya  digenapi melalui penyaliban Yesus Kristus. Berkat keselamatan inilah yang menjadi misi kita hari ini, untuk kita beritakan kepada siapa pun itu.

Terutama kepada keluarga kita, teman-teman kita dan diri kita sendiri, untuk terus bergumul dalam kehidupan kita bahwa Allah ada untuk menyelamatkan kita melalui kasih-Nya. Injil inilah yang perlu sampai kepada bangsa-bangsa, inilah yang harus menjadi misi pribadi kita dan misi setiap gereja secara universal yang ada di dalam dunia ini.

Jadi sekarang, melalui kita yang telah percaya, hidup yang baru telah kita peroleh. Kita menikmati Persekutuan dengan Allah dan tidak lagi mendasarkan hidup kita pada keberhasilan kita melainkan pada keberhasilan Yesus Kristus yang disalibkan. Marilah melalui hidup kita, kita memberitakan Injil dengan “penuh kasih dan kesabaran dan kelembutan dalam hal saling menolong” (Ef. 4:2) karena untuk inilah kita hidup baru dan diutus yaitu berkat Abraham sampai pada bangsa-bangsa.

Iman yang Menerima Roh Kudus yang Telah Dijanjikan

Sebelum Yesus naik ke sorga, “Dia tidak membiarkan para murid yatim piatu” (Yoh. 14:18) karena Roh Kudus diutus untuk ada bersama-sama para murid. Dan hari ini kitalah para murid Yesus, yang disertai. Jadi sekarang kita dapat mengerti bahwa berkat yang diberikan kepada kita adalah Roh Kudus yang ada di dalam kita. Oleh karena itu kita sekarang memiliki iman kepada Yesus dan memiliki keberanian untuk memberitakan Yesus.

Kita adalah bagian kecil bangsa lain yang telah menikmati berkat Tuhan karena Roh Kudus ada di dalam kita. Karena itu sekarang marilah kita hidup dalam kebenaran Kristus untuk memberitakan Dia dan Roh Kudus bekerja melalui pemberitaan Injil yang kita lakukan.

Roh Kudus telah dijanjikan sejak Perjanjian Lama, “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.” (Yl. 2:28-29) Dan akhirnya “Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.” (Ef. 1:14) Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus yang telah memberikan pengharapan kekal, kita anak Allah dan hidup kita aman di dalam Dia dan oleh Dialah sekarang kita hidup dalam misi yang bernilai kekal. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Galatia 3:13-14 Dengan Jalan Menjadi Kutuk Karena Kita"