Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Galatia 3:24 Hukum Taurat Adalah Penuntun

Galatia 3:24 Hukum Taurat Adalah Penuntun

Galatia 3:24 (TB) Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.

Janji Allah kepada Abraham tentang berkat terbesar bagi keturunannya, adalah janji yang ditujukan kepada “hanya satu orang yaitu Kristus.” (Gal 3:16) Janji yang tidak dapat dibatalkan tentang kasih karunia yang Allah sendiri berikan kepada manusia, di mana janji itu bukan didasarkan pada apa yang manusia kerjakan. Melainkan berdasarkan pada diri Allah sendiri yang berjanji di mana Dia Allah yang setia. 

Bukan karena Abraham telah  melakukan kebenaran di hadapan Allah, maka Abraham dipilih menjadi bapa dari bangsa yang besar, “berdasarkan janji Allah, maka Abraham menerima anugerah.” (Gal. 3:18) Paulus ingin jemaat Galatia dan kita hari ini, melihat kebenaran di dalam Hukum Taurat dan Injil sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Inilah yang akan kita dalami bersama-sama dengan mata hati yang terus berpusat pada Kristus dan karya-Nya yang sempurna. Kehidupan kita adalah milik-Nya, untuk-Nya sampai selama-lamanya. 

1. Hukum Taurat Sebagai Penuntun

Kita dapat dengan tepat mengerti sekarang, semua aturan yang baik bagi kehidupan di dalam dunia ini yang dibuat oleh manusia. Memang membawa manusia hidup lebih baik secara sosial yang bisa saja berimbas pada ekonomi yang lebih stabil apalagi di dunia modern seperti sekarang ini.

Namun aturan dalam hidup yang dibuat manusia, tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa yang mengakar di dalam diri mereka. Hukum taurat yang diberikan kepada bangsa Israel, memang akan membawa kehidupan pada kemakmuran ketika ditaati. Tetapi bukan kemakmuran yang menyelamatkan bangsa Israel dari dosa mereka. 

Baik kita bukan keturunan orang Israel dan semua orang Israel adalah manusia berdosa, karena kita ada di bawah hukum taurat masing-masing. Hukum Taurat, membawa manusia pada kematian, tetapi hidup yang sejati hanya diperoleh melalui kasih karunia Tuhan.

Aturan di dalam hidup ini, ketika dikejar dan dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan, akan membawa kita pada realitas kegagalan diri yang dalam. Ada dosa yang mengakar, dosa mematikan, dosa memperbudak, dan dosa yang memisahkan kita dari Allah.

Paulus, membawa kita merenungkan kebenaran ini, bahwa aturan hidup atau Hukum Taurat bangsa Israel. Tidak pernah dibuat untuk menyelamatkan mereka dari dosa, tidak pernah menjadikan mereka berkenan di hadapan Allah yang kudus. Aturan hidup, hukum Taurat adalah cermin untuk memperlihatkan dengan jelas, siapa kita di hadapan Allah, untuk memperlihatkan kegagalan nyata karena dosa kita di hadapan Allah. 

Karena pada kenyataannya orang Israel, “berada di bawah pengawalan hukm Taurat, mereka dikurung oleh hukum Taurat.” (Gal 3:22) Di dalam dunia modern, saya dapat membahasakannya, bahwa kita melakukan semua aturan moral dan etika budaya kita. Hidup kita dikurung oleh semua aturan tersebut. Sampai pada akhirnya, Iman dinyatakan melalui Injil Yesus Kristus.

2. Dibenarkan Karena Iman

Sampai kapan pun kita tidak akan dapat melakukan semua kebaikan dengan sempurna, sesuai dengan standar Allah yang kudus. Karena semua kecenderungan kita adalah melakukan segala hal yang memberontak terhadap Allah yang kudus. Dia kudus, kita orang berdosa, Dia hidup kita mati, Dia penguasa kita adalah ciptaan yang telah melawan perintah-Nya yang menjadikan kita budak dosa. Kenyataan dari kebenaran ini, ketika kita merenungkan kembali kehidupan kita, maka yang dapat menyelamatkan kita adalah Allah sendiri, dengan segala kerelaan-Nya.

Kita memiliki Allah yang rela memberikan kasih-Nya kepada manusia, pekerjaan-Nya melalui hukum Taurat yang diberikan kepada orang Israel, merupakan bukti kasih-Nya, untuk membawa kita pada Sang Hukum, Pribadi sempurna melakukan Taurat, berdasarkan ketaatan-Nya kepada Allah Bapa. Dialah keturunan Abraham yang dimaksudkan, Dialah Yesus Kristus, “Yesus yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Mat. 1:21) Sehingga kita dibenarkan karena kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

“Iman kepada Yesuslah yang menyelamatkan,” (Ef. 2:8) ini karena kasih karunia bukan karena usaha kita, ketika kita beriman kepada Yesus, pada saat yang sama cermin yaitu hukum Taurat menunjukkan jalan kepada kita, Yesuslah jalan kebenaran dan hidup. Kita bercermin melalui hukum Taurat dan kita dapat mengetahui dengan jelas, bahwa kita adalah orang berdosa, kita bercermin bahwa kita mati, kita bercermin bahwa kita budak, kita bercermin bahwa kita tidak bisa melakukan apa-apa yang benar. Kita bercermin bahwa semua kesalehan kita seperti kain kotor dihadapan Allah. Hanya karena kasih karunia, kita bertobat dan diampuni oleh karena darah Yesus menyucikan kita, menguduskan kita dan membenarkan kita. (Rom. 3:21-26)

3. Mengasihi Di Dalam Kristus

Dengan hukum Taurat, kita dapat mengerti Injil dan memiliki pengharapan di dalam Injil. Jadi sekarang, kita memiliki pengertian yang berbeda tentang hidup, bahwa kita adalah orang berdosa, yang meskipun telah melakukan hukum Taurat, kita pada kenyataannya gagal melakukan dengan sempurna. Karena itu, kita adalah “orang-orang yang ada di bahwa kutuk, karena hidup di bahwa hukum Taurat, sebab terkutuklah orang-orang yang tidak setia melakukan hukum Taurat.” (Gal 2:11)

Hukum Taurat adalah penuntun untuk kehidupan kita, hingga sampai pada Injil Yesus Kristus, karena kutuk hukum Taurat, maka Yesus dikutuk. Dia hidup dalam kesempurnaan namun mati dalam dosa yang bukan karena Dia berdosa, melainkan Dia menanggung dosa kita, karena kita orang-orang yang tidak akan bisa menyelamatkan diri kita sendiri dari kutuk yang membelenggu kita.

Injil membawa kita pada pekerjaan Allah, pekerjaan-Nya yang sempurna untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Injil adalah kabar baik tentang inisiatif Tuhan untuk menyatakan kemuliaan-Nya, melalui kasih yang begitu besar dan kasih itu digenapi di dalam Yesus Kristus. Injil bukan hanya menyelamatkan kita, Injil juga memberikan kita visi hidup yang baru dan bernilai kekal.

Paulus menuliskannya untuk kita agar kita lakukan dan bagaimana itu adalah hukum Taurat yang kita lakukan bukan agar kita berkenan. Melainkan karena kita sudah berkenan di hadapan Allah, “karena kita adalah anak-anak Allah melalui iman kepada Yesus Kristus.” (Gal 3:26) Jadi inilah yang harus kita lakukan, yaitu “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” (Gal. 6:9-10)

Marilah kita terus berbuat baik dan tidak menjadi bosan dalam keluhan kita, karena Kristus telah lebih dulu melakukan yang terbaik untuk membebaskan kita dari dosa dan menjadikan kita milik-Nya.

  • Marilah kita menunggu dengan penuh kesabaran, bahwa setiap kebaikan yang berpusat pada Injil untuk memberitakan Injil pasti akan berbuah pada waktunya.
  • Marilah kita gunakan waktu dan kesempatan yang diberikan kepada kita, sebagai bukti dari ima kita yang hidup, bahwa iman kita adalah iman yang disertai perbuatan yang berasal dari kasih Kristus.
  • Marilah kita di dalam Injil Kristus, berbuat baik kepada semua orang.
  • Marilah kita lebih dulu terus belajar berbuat baik kepada orang-orang komunitas kita, keluarga inti (suami, istri, dan anak-anak), di gereja, keluarga besar dan Masyarakat.

Karena pada akhirnya melalui perkataan Tuhan Yesus, Injil menyimpulkan bahwa hukum Taurat adalah ini, “yaitu kasihilah Allah dan sesama manusia,” (Mat. 22:37-40) karena itu, Taurat adalah jalan yang benar, untuk sampai pada Kristus, di dalam Kristus kita hidup dan dimampukan untuk melakukan aturan hidup, bagi kemuliaan Allah, di dalam sukacita yang diberikan Roh Kudus kepada kita, Dia adalah kawan yang sejati. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Galatia 3:24 Hukum Taurat Adalah Penuntun"